Selasa, 28 Oktober 2025

KONTRIBUSI IKLIM KERJA, MOTIVASI KERJA DAN SUPERVISI KEPALA MADRASAH TERHADAP KINERJA GURU MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI DI KABUPATEN JEMBRANA

 

Oleh:

Saras Mawantyo

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis : (1) Kontribusi Iklim Kerja terhadap kinerja guru; (2) Kontribusi Motivasi Kerja terhadap kinerja guru; (3) Kontribusi Supervisi Kepala Madrasah terhadap kinerja guru ; (4) Kontribusi secara simultan Iklim Kerja, Motivasi Kerja Guru dan Supervisi Kepala Madrasah terhadap kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Jembrana. Penelitian ini termasuk penelitian ex post facto korelasional dengan responden populasi subyek mencakup semua guru Madrasah Tsanawiyah Negeri Di Kabupaten Jembrana berjumlah 60 guru. Data dianalisis dengan menggunakan regresi sederhana, regresi berganda dan análisis korelasi parsial.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Terdapat kontribusi yang signifikan dari iklim kerja dengan kinerja guru, kontribusi yang signifikan dari motivasi kerja dengan kinerja guru, kontribusi yang signifikan dari supervisi Kepala Madrasah, dan kontribusi yang signifikan secara bersama-sama dari Iklim Kerja, Motivasi Kerja dan Supervisi Kepala Madrasah dengan Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Jembrana dengan kontribusi berturut-turut adalah  47,2%, 61,8 %, 34,7 %, 76,2 %. dan sumbangan

efektif secara berturut-turut 24,53%, 42,49 %, 9,24 %, 76,27 %. Berdasarkan temuan di atas, dapat disimpulkan bahwa iklim kerja, motivasi kerja, supervisi kepala madrasah dan secara bersama-sama ketiga variabel tersebut berkontribusi yang signifikan terhadap peningkatan kinerja guru Madarasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Jembrana.

 

Kata Kunci : Iklim Kerja, Motivasi Kerja Guru, Supervisi Kepala Madrasah, Kinerja Guru.


ABSTRACT

 

Mawantyo, Saras (2012), The Contribution of Working Climate, Teachers’ Motivation and the Madrasah Headmaster’s Supervision towards Teachers’ Performances at Madrasah Tsanawiyah Negeri in Jembrana Regency. Thesis, Educational Administration, Postgraduate Program, Undiksha.

 

This thesis had been corrected and verified by:

the first supervisor: Prof. Dr. I Made Yudana, M.Pd., and

the second supervisor: Prof. Dr I Made Candiasa, M.I.Komp.

 

Key-words: working climate, teachers’ working motivation, Madrasah headmaster’s supervision, teachers’ performances.

 

The study aimed at finding out and analyzing the contribution of : (1) working climate towards teachers’ performances, (2) teachers’ working motivation towards teachers’ performances, (3) Madrasah headmaster’s supervision towards teachers’ performances, and

(4) working climate, teachers’ working motivation, Madrasah headmaster’s supervision towards teachers’ performances simultaneously at Madrasah Tsanawiyah Negeri in Jembrana Regency.

It was an ex-post facto with correlation design, involving a total number of 60 teaching staff members from Madrasah Tsanawiyah Negeri Jembrana as the population. The study made use of census study, and the data were analyzed by using simple regression, multiple regressions and partial correlation analysis.

The results of the study indicated that there was a significant contribution of working climate towards teachers’ performances; there was a significant contribution of teachers’ working motivation towards teachers’ performances; there was a significant contribution of Madrasah headmaster’s supervision towards teachers’ performances, and there was a significant simultaneous contribution of working climate, teachers’ working motivation, Madrasah headmaster’s supervision towards teachers’ performances at Madrasah Tsanawiyah Negeri in Jembrana Regency with the following contributing scores, such as 47.2%, 61.8%, 34.7%, 76.2%, and effective contributions of 24.53%, 42.49%, 9.24%, and 76.27% respectively.

Based on the above findings it could be concluded that working climate, teachers’ working motivation, Madrasah headmaster’s supervision contributed both separately as well as simultaneously towards teachers’ performances at Madrasah Tsanawiyah Negeri in Jembrana Regency. It was recommended that all parties should improve their performances by providing greater attention to the most contributed factors.


1.          PENDAHULUAN

Secara fundamental pendidikan dalam lintasan pembangunan nasional, menempati posisi sangat penting, sebagaimana terlihat dalam alinea keempat pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 sebagai pernyataan politik rakyat Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Dari amanat politik rakyat itu mengandung implikasi demokrasi pendidikan yang terwujud dalam komitmen nasional Seluruh   mayarakat     mempunyai kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas".

Kebijakan Pemerintah untuk mengimplementasikan gagasan tersebut ditegaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 dan Undang-undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional yang telah meletakkan strategi politik pembinaan system pendidikan nasional yang menunjang terwujudnya pendidikan nasional yaitu meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia (manusia Indonesia seutuhnya). Bab II Pasal 4 Undang-undang tahun 1989 dan Bab II pasal 3 Undang-undang tahun 2003 tersebut mengatakan bahwa Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia  Indonesia  seutuhnya,  yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi, pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Dalam rangka peningkatan mutu Madrasah Tsanawiyah Negeri pada dasarnya terpulang pada tanggung jawab pelaksana teknis pendidikan yang dalam hal ini para guru-guru dan Kepala Madrasah yang secara langsung dengan perannya masing-masing. Kepala Madrasah sebagai pejabat fungsional terdepan pada pendidikan di Madrasah memegang peranan yang sangat penting dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas  atas  Madrasah       yang dipimpinnya. Sementara itu guru sebagai pemeran proses belajar mengajar dituntut pula kemampuan untuk mencapai kinerja yang tinggi baik secara kualitas maupun kuantitas. Masalah kualitas kinerja guru sangat terkait dengan berbagai faktor baik yang menyangkut kompetensi profesional guru itu sendiri maupun faktor-faktor lain yang terdapat dalam system Madrasah sebagai tempat mereka bekerja. Beberapa faktor yang di pandang cukup dominan dalam mempengaruhi kualitas kinerja guru adalah faktor iklim kinerja, motivasi kerja guru dan supervisi kepada Madrasah.

Menurut Hamalik (1993 : 141) manajemen adalah kunci jenis organisasi yang paling kondusif untuk moral dan kinerja yang tinggi. Apabila manajemen mengoperasikan organisasi sebagai manusia, maka organisasi tersebut dipandang sebagai kelompok sosial yang berprilaku, yang dilandasi oleh kebutuhan, motivasi, sistem nilai, aspirasi manusiawi dan hubungan antar manusia yang baik, maka jelas moral organisasi tersebut akan lebih tinggi. Dengan moral organisasi seperti itu diharapkan kinerja seluruh personil menjadi lebih tinggi. Madrasah merupakan system yang terbuka oleh karena itu tidak dapat menutup diri dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Interaksi dari berbagai faktor itu kemudian membentuk entitas sosial Madrasah yang merupakan iklim kerja yang dapat berpengaruh positif dan tidak mustahil pula berpengaruh negatif terhadap kinerja personal Madrasah, misalnya guru. Iklim kerja Madrasah merupakan karakteristik- karakteristik kondisi lingkungan Madrasah yang dapat menumbuhkan motivasi kinerja guru merupakan kunci pembentukan mutu lulusan di setiap Madrasah.

Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun tentang pendidikan menengah Pasal 25 butir 3 menggariskan kewajiban kepala Madrasah berkewajiban menilai dan membina pembinaan kurikulum, guru dan tenaga pendidikan lainnya. Pendayagunaan sarana prasarana dalam lingkungan dan tanggungjawabnya. Kewajiban Kepala Madrasah membina kemampuan professional guru adalah kewajiban kepala Madrasah yang berhubungan dengan peranya dalam pelaksanaan Supervisi yang bertujuan meningkatkan kinerja guru, berkenaan dengan itu Sahertian (1992 : 85) mengemukakan lima peranan supervisi kepala Madrasah yang berkaitan langsung dengan peningkatan kinerja guru yaitu: (1) Mengikuti perkembangan masalah- masalah dan gagasan-gagasan pendidikan dan pengajaran mutakhir baik yang berkaitan dengan teori maupun yang berkaitan dengan praktek (tugas informasi dan dimensi). (2) Mengusahakan sumber- sumber profesional baik sumber manusia (narasumber) maupun sumber material (buku-buku dan alat-alat bantu pengajaran) yang mudah diperoleh guru. (3) Mengadakan latihan dan pengembangan untuk membantu guru menguasai keterampilan-keterampilan baru yang berkaitan dengan pelaksanaan pengajaran. (4) Mengadakan observasi dan evaluasi pelaksanaan proses belajar mengajar dalam upaya perbaikan pengajaran. (5) Memotivasi guru-guru untuk menerapkan ide-ide baru yang kondusif bagi perbaikan proses belajar mengajar.

Mengacu hasil Ujian Akhir sebagai tolak ukur pemantau mutu ternyata Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Jembrana belum mencapai hasil seperti yang diharapkan, semua ini terpulang pada Kepala Madrasah yang merupakan pejabat fungsional terdepan pada pendidikan Madrasah dan guru sebagai pemeran proses belajar mengajar. Melihat dari kenyataan yang ada di Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Jembrana dalam hal hubungan antara kepala Madrasah dengan dewan guru, guru dengan sejawat guru, guru dengan tata usaha, guru dengan siswa belum seperti apa yang diharapkan. Khusus kondisi fisik Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Jembrana masih belum mendukung kearah suasana kerja yang efektif. Suasana Madrasah yang kurang kondusif, rendahnya motivasi kerja guru, dan masih kurangnya supervisi Kepala Madrasah merupakan faktor dominan mempengaruhi mutu pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Jembrana. Semua ini mengisyaratkan bahwa iklim kerja, motivasi kerja guru dan peranan supervisi Kepala Madrasah dalam meningkatkan kinerja guru mempunyai pengaruh yang berarti. Namun seberapa jauh iklim kerja, Motivasi kerja guru dan peranan sepervisi Kepala Madrasah berpengaruh terhadap kinerja guru sangat tergantung pada kualitas                     dan            cara  guru mempersepsikannya. Sebagai gambaran yang ideal iklim kerja, motivasi kerja guru dan supervisi kepala Madrasah serta kinerja guru yang diharapkan, maka menurut Arikunto (1993:288) iklim kerja didefinisikan sebagai suasana yang terjadi dan diciptakan oleh hubungan antar pribadi baik hubungan antara atasan dengan bawahan, hubungan antara sesama tenaga pendidik, hubungan guru dengan karyawan dan siswa, dan suasana yang terjadi sebagai akibat dari pengaruh sistem dan lingkungan fisik yang ada. Apabila iklim di madrasah kondusif dan lingkungan fisiknya mendukung maka akan lebih memungkinkan kinerja guru meningkat, dan sebaliknya apabila iklim di madrasah tidak kondusif serta sarana fisik tidak mendukung maka kinerja guru akan menurun. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Pidarta (1999 : 9 ) bahwa manusia yang bekerja pada suatu organisasi perlu dimotivasi dengan berbagai stimulus dan fasilitas yang dapat meningkatkan gairah kerjanya.

Martinis Yamin (2003:82) Motivasi memiliki banyak persamaan makna atau beberapa istilah seperti motivasi dalam berbagai literatur, seperti needs, drives, wants, interests, desires. Motivasi merupakan perilaku yang akan menentukan kebutuhan (needs) atau wujud perilaku mencapai tujuan. Seseorang termotivasi untuk mendapatkan sesuatu, maka ia akan berusaha memenuhi kebutuhan   (needs)   tersebut.   Needs merupakan kecenderungan dalam diri seseorang yang bersifat relatif permanen bagi orang-orang termotivasi dan ia merupakan perubahan internal dalam diri akibat dari stimulus yang didapat dari lingkungannya. Menurut Sardiman A.M. (1990:75) Motivasi juga dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menciptakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha meniadakan atau mengelakkan rasa tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor- faktor dari luar tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang.

Tujuan yang ingin dicapai antara lain (1) Untuk mengetahui besaran kontribusi iklim kerja terhadap kinerja guru pada Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Jembrana (2) Untuk mengetahui besaran kontribusi motivasi kerja terhadap kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Jembrana (3) Untuk mengetahui besaran kontribusi supervisi kepala madrasah terhadap kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Jembrana (4) Untuk mengetahui besaran kontribusi iklim kerja, motivasi kerja, dan supervisi Kepala Madrasah secara bersama-sama terhadap kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Jembrana. 


Artikel Selengkapnya




Senin, 27 Oktober 2025

Ekoteologi dalam Pendidikan Madrasah: Menjawab Panggilan Ilahi untuk Menjaga Bumi

Mengintegrasikan Konsep Ekoteologi Prof. Dr. Nasarudin Umar dalam Praktik Pendidikan di MAN 1 Jembrana
Oleh: Drs. Saras Mawantyo, M.Pd. | Kepala MAN 1 Jembrana
Kategori: Pendidikan Madrasah, Ekoteologi, Inovasi Pembelajaran
#Ekoteologi #PendidikanMadrasah #MAN1Jembrana #NasarudinUmar #MadrasahHijau #PendidikanBerkelanjutan

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Dalam khazanah pemikiran Islam kontemporer, muncul sebuah konsep yang sangat relevan dengan tantangan zaman kita: Ekoteologi. Konsep yang dicetuskan oleh Menteri Agama RI, Prof. Dr. Nasarudin Umar, ini bukan sekadar wacana akademis, melainkan sebuah pandangan dunia yang mengintegrasikan teologi dengan kesadaran ekologis. Sebagai kepala madrasah, saya melihat ekoteologi sebagai jawaban atas kegelisahan kita terhadap krisis lingkungan sekaligus peluang untuk mentransformasi pendidikan madrasah menjadi lebih relevan dan kontekstual.

Memahami Ekoteologi

Ekoteologi adalah pendekatan teologis yang menekankan tanggung jawab manusia sebagai khalifah fil ardh (pemimpin di bumi) untuk memelihara, merawat, dan melestarikan alam semesta sebagai amanah dari Allah SWT.

Landasan Teologis Ekoteologi dalam Islam

Konsep ekoteologi Prof. Nasarudin Umar berakar dari pemahaman yang mendalam terhadap ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadits yang berbicara tentang hubungan manusia dengan alam. Beberapa prinsip dasarnya adalah:

🌍
Khalifah di Bumi

"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: 'Aku hendak menjadikan khalifah di bumi..." (QS. Al-Baqarah: 30)

⚖️
Keseimbangan (Mizan)

"Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keseimbangan)." (QS. Ar-Rahman: 7)

🤲
Amanah

"Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung..." (QS. Al-Ahzab: 72)

"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (QS. Ar-Rum: 41)

Implementasi Ekoteologi di MAN 1 Jembrana

Sebagai respons terhadap konsep ekoteologi ini, MAN 1 Jembrana telah mengembangkan program-program konkret yang mengintegrasikan kesadaran ekologis dalam seluruh aspek pendidikan:

1. Kurikulum Integratif Berbasis Ekoteologi

  • Eko-Tafsir: Pembelajaran tafsir Al-Qur'an dengan penekanan pada ayat-ayat ekologis
  • Science dengan Perspektif Tauhid: Mengintegrasikan pembelajaran sains dengan konsep keesaan Allah dalam penciptaan alam
  • Fikih Lingkungan: Memahami hukum-hukum Islam terkait pelestarian lingkungan

2. Program Madrasah Hijau (Green Madrasah)

  • Zero Waste Movement: Pengelolaan sampah organik menjadi kompos dan daur ulang sampah non-organik
  • Kebun Edukasi: Pembuatan kebun tanaman obat dan sayuran organik sebagai laboratorium hidup
  • Energy Conservation: Penghematan energi listrik dan air di seluruh area madrasah

3. Pembelajaran Berbasis Proyek Lingkungan

  • Eco-Research Project: Penelitian siswa tentang isu lingkungan lokal
  • Community Outreach: Aksi nyata pelestarian lingkungan di masyarakat sekitar
  • Green Entrepreneurship: Pengembangan usaha berbasis produk ramah lingkungan

Dampak Transformasi Ekoteologis

Setelah setahun menerapkan pendekatan ekoteologi, kami melihat perubahan signifikan dalam:

🧠
Kesadaran Spiritual-Ekologis

Siswa memahami bahwa menjaga lingkungan adalah bagian dari ibadah

🌟
Perilaku Ramah Lingkungan

Kebiasaan mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang menjadi budaya madrasah

🌱
Kepemimpinan Lingkungan

Munculnya agen-agen perubahan lingkungan di kalangan siswa

Tantangan dan Strategi Ke Depan

Implementasi ekoteologi tidak tanpa tantangan. Beberapa kendala yang kami hadapi dan strategi mengatasinya:

Tantangan:

  • Mindset Konvensional: Beberapa guru masih memandang isu lingkungan sebagai tanggung jawab mata pelajaran tertentu saja
  • Keterbatasan Infrastruktur: Fasilitas pendukung yang belum memadai
  • Kurangnya Waktu: Padatnya kurikulum nasional yang harus dipenuhi

Strategi:

  • Capacity Building: Pelatihan berkelanjutan untuk guru tentang ekoteologi
  • Kolaborasi Multipihak: Bermitra dengan NGO lingkungan dan pemerintah daerah
  • Integrasi Horizontal: Menyisipkan nilai-nilai ekoteologi dalam semua mata pelajaran

Mari Menjadi Khalifah yang Bertanggung Jawab!

Ekoteologi mengajarkan kita bahwa iman harus terwujud dalam aksi nyata menjaga bumi. MAN 1 Jembrana berkomitmen untuk terus mengembangkan pendidikan yang memadukan kesalehan spiritual dengan kesalehan ekologis.

Bagaimana madrasah Anda mengintegrasikan nilai-nilai ekologis dalam pendidikan? Mari berbagi praktik baik!

Sebagai penutup, saya ingin mengutip pesan Prof. Nasarudin Umar: "Kerusakan lingkungan adalah cermin dari kerusakan spiritual. Memperbaiki lingkungan berarti memperbaiki hubungan dengan Sang Pencipta." Mari kita jadikan madrasah sebagai garda terdepan dalam mewujudkan peradaban yang ramah lingkungan, berlandaskan nilai-nilai ketauhidan yang kokoh.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Drs. Saras Mawantyo, M.Pd.
Kepala MAN 1 Jembrana